Custom Search

Sekedar Coretan

Takkan berhenti langkah kakiku......
Menyerah adalah ingkar.......
Tugas ini bukanlah hambatan......
Ku ingin terus Berjalan....Berlari.....Melompat.....
Sampai kembali pada Keabadian......

Sunday, March 30, 2008

Teknik Fotografi


Apa itu Fotografi ?
Fotografi adalah seni atau suatu proses penghasilan gambar dan cahaya yang dipantulkan oleh objek masuk ke lensa kemudian diteruskan ke bidang film, sehingga menghasilkan gambar.
Mengenal Kamera dan bagian-bagiannya
Kamera
Ada beberapa jenis kamera seperti:
1.View finder kamera
2.View kamera
3.Twin lens camera (Box)
4.S.L / Single Lens Refflex
5.Instamatic camera
6.Palaraid kamera
7.Kamera digital
Bagian-bagian kamera
Lensa
Menurut macamnya dikenal lensa normal sudut lebar, lensa dan lensa tele. Lensa normal adalah lensa yang sudut pandangnya serupa mata kita. Jarak antara lensa dengan film normal (50 mm). Sudut lebar adalah lensa yang panjang fokalnya lebih kecil dari normal. Dan lensa tele adalah lensa yang panjang fokalnya lebih besar dari normal.
Gabungan dari ke tiga lensa disebut lensa zoom (zoom lens).
Selain itu masih ada lensa tambahan seperti lensa makro, lensa C.U dan lain-lain
Diafragma
Diafragma adalah sejumlah lempengan-lempengan baja yang dapat diatur, sehingga lubang menjadi besar atau kecil. Bilangan diafragma disebut stop biasanya disingkat F.
contohnya : F4 ,F5, F8 dan seterusnya.
Diafragma bisa diatur dengan merubah angka skala diafragmanya yang terdapat pada gelang yang melingkar pada lensa dengan angka-angka 1,4. 2,8 . 4,5 . 6,8. 1,1. 16.
Kecepatan /rana /shutter speed
Rana adalah sejenis tirai yang dapat dibuka selama waktu tertentu, misalnya 1/60 detik
Fungsi rana atau kecepatan adalah sebagai alat pembuka dan penutup masuknya cahaya kebidang film serta untuk melindungi film dari cahaya.
Rana pada kamera ada dua macam menurut gerakannya: Rana pusat dan Rana celah.
Biasanya angka kecepatan pada kamera tertulis T.B, 1.2, 4, 8, 15, 30, 60, 125, 250, 500, 700, 1000, dan sebagainya. Angka-angka 1.2, 4, 8,15 menunjukkan lamanya waktu membuka kecepatan 1 detik, 1/4 detik, 1/8 detik, 1/15 detik dan seterusnya.
T: time, bila tombol kecepatan ditekan akan membuka dan kalau ditekan lagi akan menutup.
B: Blub, bila tombol kecepatan ditekan akan membuka dan jika dilepas akan menutup.
T dan B : dipergunakan untuk pencahayaan lebih dari 1 detik.
Fokus (Pengatur Jarak)
Fokus adalah pengaturan lensa yang tepat untuk jarak tertentu.
Untuk menajamkan gambar pada bidang film kita perlu mengatur jarak atau focus pada kamera dengan cara memutarnya lalu melihatnya pada jendela bidik.
Untuk memfocuskan gambar pada kamera ada beberapa macam: kaca buram, gambar geser, gambar rangka, micro prisma.
Skala tajam (ruang tajam)
Ada tiga faktor yang menentukan ruang tajam yaitu:
Lensa, masing-masing lensa menghasilkan ruang tajam yang berbeda.
Jarak pemotretan, makin jauh objek yang kita fokuskan, makin luas ruang tajamnya.
Diafragma, makin kecil lubang diafragma, makin luas ruang tajamnya. Makin besar lubang diafragma, ruang tajamnya semakin sempit.
Film
Film yang dijual dipasaran ada dua macam yaitu: film negatif dan film positif.
Film negatif terbagi dua: film negatif B/W dan negatif color dan film positif pun terbagi dua B/W dan color.
Masing-masing pabrik mengeluarkan standar kepekaan film umpamanya ASA Amerika , JIS jepang dan DIN Jerman.
Film yang ber ASA tinggi berbutir kasar dan film yag ber ASA rendah berbutir halus.
Hal-hal yang penting diperhatikan waktu membeli film baik film negatif atau positif yaitu pada masa kadaluarsa film, bahan prosessing, tempat menjual film kena terik matahari atau terlindung.
Setting Kamera Untuk Melakukan Pemotretan
Siapkan Kamera yang akan dipergunakan
Bersihkan body kamera dari debu menggunakan brower atau kain planel.
Bersihkan lensa kamera dengan lens cleaner (pembersih lensa).
Pasang lensa ke body kamera. Perhatikan titik yang ada di lensa dan yang
dibody kamera harus saling ketemu kemudian putarlah lensa berlawanan arah jarum jam sampai tertedangar bunyi klik.
Pasang batu baterei kamera.
Pasang pegangan lensa seperti filter dan sun cup
Mengisi film
Cabutlah engkol kombinasi penggulung film ke atas sampai punggung kamera terbuka secara otomatis.
Masukkan film ke dalam kamera jepit film dengan baik dan forforator film harus masuk di gigi pembawa film.
Film yang mengandung emulsi menghadap ke lensa kamera.
Kemudian tutup punggung kamera dan tekan sampai terdengar klik.
Untuk mengetes apakah film sudah terpasang baik atau tidak, kokanglah kamera apa bila engkol penggulung film berputar ke arah yang berlawanan dengan arah panah penggulung film, berarti film sudah terpasang dengan benar.
Menyetel kecepatan ASA film dan kecepatan rana
Pastikan ASA yang digunakan dan sesuaikan kecepatan rana dengan kemampuan anda.
Hindari menggunakan kecepatan rendah, karena gambar akan kabur bila anda memotretnya kurang mampu, gunakan kaki tiga bila anda terpaksa menggunakan kecepatan rendah.
Peganglah kamera dengan tangan kiri,
posisi kaki kuda-kuda dan mata mengintip di jendela pengamat.
Memfokuskan lensa,
Intiplah kedalam lubang pengamat dan arahkan kamera, sehingga objek utama tampak ditengah
lingkaran kecil poros mikroprisma.
Cara memfokus gambar patah (split image),
Putarlah gelang fokus sampai bagian atas dan bawah dari split image dalam lingkaran poros mikroprisma bertemu membentuk objek yang utuh.
Cara fokus mikroprisma
Putarlah gelang fokus sampai objek dalam lingkaran poros mikroprisma
tampak terang.
Kalau anda kesulitan dengan cara diatas waktu memfokuskan, gunakannlah seluruh bidang kaca sekeliling lingkaran poros mikroprisma, cara ini biasa digunakan pada pemotretan malam hari.
Atur komposisi sesuai dengan storyboard (rancangan gambar).
LS: long shoot, FS: fokus shoot, MS: medium shoot, CU:clouse up

Membuat tulisan dengan latar belakang pemandangan
Dengan cara mounting
Tulisan langsung dibuat diatas kertas foto atau gambar lain sesuai selera anda.
Membuat tulisan diatas plastik transparan lalu ditumpuk dengan gambar yang anda inginkan.
Lakukanlah pemotretan menggunakan lensa CU atau Macro lens.
Multi Expose
Membuat tulisan dulu diatas kertas hitam pekat usahakan tulisan warnanya kontras.
Lakukan pengambilan gambar tulisan tadi dengan diafragma kamera naik 2 stop dari posisi pencahayaan normal.
Tekan tombol perewin film untuk kamera yang tidak dilengkapi dengan multi expose. Kemudian kamera dikokang kembali.
Lakukan pengambilan gambar diluar sesuai dengan selera anda dengan pencahayaan naik ½ stop dari pencahayaan normal.
Super Infus
Membuat tulisan dahulu diatas kertas putih tulisan hitam.
Potret tulisan tersebut menggunakan film artho/high contras for slide title dan proses film tersebut. Maka akan diperoleh tulisa negatif hitam putih, kemudian klise negatif tersebut di kontek ke film artho dan proses maka akan diperoleh klise positif hitam putih.
Siapkan slide color yang akan dijadikan background.
Sekarang tumpuklah ketiga film tersebut dengan urutan sebagai berikut:
1.Film negatif high contras /ortho
2.Film positif high contras / ortho
3.Film slide color untuk backgroundnya
Lakukan pemotretan film no.2 dan no.3 di atas kotak lampu dan lampunya dalam posisi menyala.
Tekan multi expose kamera kemudian kamera dikokang kembali.
Cabut film no.2 dan no.3 dan lakukan pemotretan ke film no.1.
Kalau ingin tulisannya berwarna pasanglah filter warna di depan lensa kamera anda.
Prinsip-prinsip Komposisi Fotografi
Komposisi adalah cara mengatur/menyusun bagian-bagian dari gambar (misalnya garis-garis, bentuk, ruang bebas, bayangan, warna, tekstur, dan lain-lain) agar gambar lebih menarik dan mudah dimengerti. Beberapa prinsip biasa digunakan untuk meningkatkan efektifitas gambar. “Perlihatkan apa yang ingin Anda perlihatkan”, merupakan salah satu prinsip yang baik.
1.Subjek
Tampilkan suatu subjek utama dalam sebuah gambar. Kesampingkan bagian-bagian lain dan pisahkan hal-hal yang tidak perlu ada dalam foto.

2.Penempatan subjek utama
a.Bayangkanlah Anda sedang membagi gambar dengan garis bayangan mendatar dan tegak lurus menjadi 3 bagian yang sama besar. Titik temu dari garis-garis tersebut adalah tempat dimana Anda dapat meletakan subjek utama dan elemen-elemen pelengkap.
b.Jika menggunakan garis mendatar sebagai subjek utama, misalnya garis batas (cakrawala) antara udara dan lahan pertanian, aturlah agar bagian yang satu lebih besar dari bagian lainnya.

c.Posisi subjek tidak harus selalu berada di tengah-tengah agar komposisi nampak lebih menarik. Dan hindari penempatan subjek pada posisi yang gelap.

3.Titik pandang
Pilihlah posisi kamera yang paling tepat saat mengambil gambar, sehingga hal-hal yang ingin Anda perlihatkan menjadi lebih jelas.
6.Sediakan lebih banyak ruang untuk garis pandang dan garis gerak.
Beri ruang di depan subjek untuk mengesankan subjek Anda sedang bergerak atau melihat sesuatu.
7.Batas antar bagian gambar sebaiknya digunakan untuk mempertegas hal apa yang ingin Anda komunikasikan.
Namun, perhatikan dengan seksama agar objek yang ditonjolkan tersebut tidak membingungkan atau merusak komposisi.
8.Cahaya dan bayangan.
Gunakan pencahayaan yang menyebar agar gambar nampak jelas dan usahakan agar subjek anda menghadap sumber cahaya.
9.Lakukan pengambilan gambar secara bervariasi agar gambar lebih menarik.
Gunakan jarak yang berbeda antara kamera dan subjek dalam setiap pengambilan. Berapa jarak subjek yang sebaiknya tampak dalam gambar ?

Teknik Hidup Alam Bebas


Berita duka datang silih berganti. Banyak rekan-rekan pendaki mengalami musibah maut dalam kegiatan alam bebas ini. Orang mungkin bisa saja mengatakan itu adalah 'takdir'. Ya...itu memang sudah kehendak Yang Maha Kuasa, tapi manusia juga ikut menentukan takdirnya sendiri. Adakah yang salah?

Bila kita perhatikan gejala para pendaki lokal (memang tidak semuanya), mereka melakukan pendakian lebih banyak mengandalkan tenaga dan keberanian atau bisa dibilang nekat. Padahal dalam melakukan pendakian banyak hal yang perlu diperhatikan.

Itulah mengapa ada yang dinamakan Manajemen Perjalanan/Pendakian. Segala sesuatunya harus diatur dan dianalisa. Walupun kita hanya melakukan pendakian biasa bukan sebuah expedisi. Namun Manajemen Perjalanan harus tetap diterapkan. Bahkan hal-hal kecilpun harus dipikirkan.

Bila saja para pendaki memahami dasar-dasar manajemen perjalanan, maka akan semakin meminimalkal musibah dan korban kegiatan alam bebas ini. Kebanyakan korban yang jatuh akibat bahaya subjektif (dari diri sendiri). Ini disebabkan kurangnya pemahaman tentang Manajemen Perjalanan dan teknik hidup di alam bebas.

Dan satu hal yang juga penting adalah menjaga ahlak kita, bagaimana kita bersikap terhadap alam, karena kadang faktor 'X' pun bisa menjadi sebabnya.
















Perlengkapan Dasar


A. Perlengkapan Jalan (untuk medan gunung hutan)

1. Sepatu

  • Mempunyai kegunaan sesuai dengan kebutuhan perjalanan.
  • Sesuai dengan bentuk dan ukuran kaki
  • Harus kuat untuk pemakaian yang berat

Untuk medan gunung hutan diperlukan sepatu :

  • Melindungi telapak kaki sampai mata kaki
  • Kulit tebal, tidak mudah sobek
  • Lunak bagian dalam, masih memberikan ruang bagi gerak kaki
  • Keras bagian depannya, untuk melindungi jari kaki (tidak dianjurkan memakai sepatu pekerja tambang, yang bagian depan sepatu sangat keras karena dilapisi dengan besi, selain berat juga akan merusak jari kaki jika ada perubahan suhu)
  • Bentuk sol bawahnya harus dapat menggigit tanah ke segala arah dan cukup kuat.
  • Ada lubang ventilasi, yang bersekat halus sehingga air dan udara lewat untuk pernafasan kulit telapak kaki.

2. Kaus Kaki
Yang perlu diperhatikan : menyerap keringat. Gunanya :

  • Melindungi kulit kaki dari pergesekan dengan kulit sepatu.
  • Menjaga agar kulit kita tetap dapat bernafas.
  • Menjaga agar kaki tetap hangat pada daerah yang dingin.

3. Celana Jalan
Yang perlu diperhatikan :

  • Kuat, lembut
  • Ringan
  • Tidak mengganggu gerakan kaki, jahitannya cukup longgar
  • Praktis
  • Terbuat dari bahan yang menyerap keringat
  • Mudah kering, bila basah tidak menambah berat
    Bahan celana yang terbuat dari katun cukup baik, tidak terlalu tebal, tahan duri, mudah kering.

4. Baju Jalan
Yang perlu diperhatikan :

  • Melindungi tubuh dari kondisi seikitar
  • Kuat
  • Ringan
  • Tidak mengganggu pergerakan
  • Terbuat dari bahan yang menyerap keringat
  • Praktis
  • Mudah kering

5. Topi Lapangan
Yang perlu diperhatikan :

  • Melindungi kepala dari kemungkinan akibat duri
  • Melindungi kepala dari hujan, terutama kepala bagian belakang.
  • Harus kuat dan tidak mudah robek, untuk medan gunung hutan dianjurkan memakai topi rimba atau semacam topi Jepang.

6. Sarung Lapangan
Yang perlu diperhatikan :

  • Sebaiknya terbuat dari kulit
  • Bentuknya sesuai dengan tangan kita
  • Tidak kaku, artinya tidak menghalangi gerakan tangan.

7. Ikat Pinggang
Pilihlah yang terbuat dari bahan yang kuat, dengan kepala yang tidak terlalu besar tetapi teguh. Selain menjaga agar celana tidak kendur, juga untuk meletakan alat-alat yang perlu cepat dijangkau seperti pisau pinggang, tempat air minum, tempat alat-alat P3K, dll.

8. Ransel / Carrier

  • Ringan, Sejauh mungkin tidak merupakan tambahan beban yang berlebihan, terbuat dari bahan yang water proof.
  • Kuat, harus mampu membawa beban dengan aman, berdaya tahan tinggi, tidak mudah robek, jahitannya tidak mudah lepas, zippernya cukup kokoh, dsb.
  • Nyaman dipakai, dianjurkan agar memakai ransel yang mempunyai rangka, agar berat beban merata dan seimbang. Selain itu juga membuat kenyamanan karena adanya ventilasi antara tubuh/punggung dengan ransel.
  • Praktis, kantung-kantung tambahan serta pembagian ruangan akan memudahkan untuk mengambil barang-barang tertentu.

9. Peralatan navigasi
- Kompas, peta, penggaris segitiga, busur derajat, pensil, dll.

10. Lampu Senter

  • Dengan bola lampu dan baterai cadangan

11. Peluit

12. Pisau

  • Pisau saku serbaguna (multi blade) seperti Victorinox
  • Pisau pinggang
  • Golok tebas

B. Peralatan Tidur

  • Satu set pakaian tidur
  • Kaus kaki untuk tidur
  • Sleeping bag
  • Matras
  • Tenda/ponco/flysheet untuk bivak


C. Perlengkapan Masak dan Makan

  • Alat-alat makan
  • Alat pembuat api (lilin, spirtus, dll)
  • Kantung air / tempat air

Menyusun Perlengkapan Kedalam Ransel/carrier (Packing)

Nyaman, efisien, selain secara langsung ditentukan oleh desain ransel, juga banyak dipengaruhi cara menyusun barang (packing) kedalam ransel.

  • Tempatkanlah barang-barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkin dengan badan. Barang-barang yang relatif lebih ringan (sleeping bag, pakaian tidur) ditempatkan dibagian bawah.
  • Letakkan barang yang sewaktu-waktu diperlukan diletakkan dibagian atas atau diletakkan dikantung-kantung luar ransel (ponco, P3K, kamera, dll).
  • Kelompokan barang-barang dan masukkan kedalam kantung-kantung plastik yang tidak tembus air, terutama pakaian tidur / cadangan, pakaian dalam, buku-buku, dll.


Perencanaan Perbekalan

Dalam perencanaan perjalanan, perencanaan perbekalan merupakan salah satu hal yang perlu mendapat perhatian khusus. Beberapa hal yang perlu diperhatikan :

  1. Lamanya perjalanan yang akan dilakukan
  2. Aktifitas apa saja yang akan dilakukan
  3. Keadaaan medan yang akan dihadapi (terjal, sering hujan, dsb)

Sehubungan dengan keadaan diatas, ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam merencanakan perjalanan:
a. Cukup mengandung kalori dan mempunyai komposisi gizi yang memadai.
b. Terlindung dari kerusakan, tahan lama, dan mudah menanganinya.
c. Sebaiknya makanan yang siap saji atau tidak perlu dimasak terlalu lama, irit air dan bahan bakar.
d. Ringan, mudah didapat
e. Murah


Untuk dapat merencanakan komposisi bahan makanan agar sesuai dengan syarat-syarat diatas, kita dapat mengkajinya dengan langkah-langkah berikut :

  1. Dengan informasi yang cukup lengkap, perkirakan kondisi medan, aktifitas tubuh yang perlukan, dan lamanya waktu. Perhitungkan jumlah kalori yang diperlukan.
  2. Susun daftar makanan yang memenuhi syarat diatas, kemudian kelompokan menurut komposisi dominan. Hidrat arang, ptotein, lemak, hitung masing-masing kalori totalnya (setelah siap dimakan).
  3. Perhitungan untuk vitamin dan mineral dapat dilakukan terakhir, dan apabila ada kekurangan dapat ditambah tablet vitamin dan mineral secukupnya.

Catatan :

Kandungan kalori : hidrat arang 4 kal/gr

lemak 9 kal/gr

protein 4 kal/gr

Kalori paling cepat didapat dari :

1. Hidrat arang
2. lemak
3. protein

Kebutuhan kalori per 100 pounds berat badan (sekitar 45 kg)

1 Metabolisme basal
1100 kalori
2 Aktifitas tubuh :


  • Jalan Kaki
2 mil/jam 45 kal/jam


3 mil/jam 90 kal/jam


4 mil/jam 160 kal/jam

  • Memotong kayu/tebas

260 kal/jam

  • Makan

20 kal/jam

  • Duduk (diam)

20 kal/jam

  • Bongkar pasang ransel, buat camp

50 kal/jam

  • Menggigil

220 kal/jam
3 Aktifitas dinamis khusus
= 6 - 8 % dari 1 dan 2
4 Total kalori yang dibutuhkan
= 1 + 2 + 3


Jenis Bahan Makanan dan Macam Makanan

Sumber kalori dari hidrat arang tiap 100 gram

Beras giling 360 kal
Nasi 178 kal
Havermout 390 kal
Kentang 90 kal
Singkong 140 kal
Macaroni 363 kal
Maizena 343 kal
Roti 248 kal
Tape singkong 173 kal
Gaplek 363 kal
Biskuit 458 kal
Sagu 353 kal
Terigu 365 kal
Ubi 123 kal
Gula pasir 364 kal
Gula aren 368 kal
Madu 294 kal
Coklat pahit 504 kal
Coklat manis 472 kal
Coklat susu 381 kal

Sumber Protein (tiap 100 gram)

Tempe 119 kla
Kacang tanah rebus dengan kulit 360 kal
Telur ayam 162 kal
Telur bebek 189 kal

Sumber protein dan lemak (tiap 100 gram)

Corned 241 kal
Daging asap 191 kal
Dendeng 433 kal
Sardens 338 kal

Menu makanan satu hari :

Mie 1.5 gelas 335 kal
Susu kental manis ½ gelas 336 kal
Dodol ½ ons 200 kal
Coklat 1 ons 472 kal
Nasi 2 ons 360 kal
Roti 1 ons 248 kal
Biscuit 1 ons 458 kal
Corned ½ ons 120 kal
Dendeng 1 ons 433 kal


TOTAL 2962 kal

Perlengkapan Perorangan :

1. Carrier / Ransel
2. Matras
3. Rain coat / ponco
4. Sleeping Bag
5. Perlengkapan makan & minun
6. Baju hangat / jaket + baju ganti (cadangan)
7. Sepatu gunung + kaos kaki cadangan
8. Senter (Baterai + bohlam cadangan)
9. Kupluk + topi rimba, sarung tangan
10. Obat-obatan pribadi
11. Kompas, webbing, tali
12. Logistik
13. Lilin
14. Pisau serba-guna / Victorinox

Perlengkapan Team :

1. Tenda
2. Peralatan masak
3. P3K
4. Trash Bag
5. Golok Tebas




Bahaya di Pegunungan


Bahaya di pegunungan dibedakan menjadi :

a. Bahaya subyektif, disebabkan oleh orang yang mendaki gunung sendiri.
b. Bahaya obyektif, disebabkan oleh gunung atau lapangan/alam itu sendiri.

Dalam praktek tidak mungkin mengadakan perbedaan eksas (pasti), karena banyak terjadi bahaya yang obyektif dibandingkan dengan bahaya subyektif, apabila orang melakukan kesalahan dan tidak ingat akan bahaya tersebut.

Barangsiapa sebelumnya mengetahui bahaya-bahaya yang obyektif seperti :
1. Kejatuhan batu
2. daerah-daerah yang berbahaya
3. petir
4. kabut
5. udara yang mendadak menjadi buruk

Maka dia akan dapat menghindari (tidak tentu) bahaya-bahaya tersebut.
Barangsiapa pada waktu akan terjadi bahaya, dengan cepat dan dengan cara yang benar menghindarkan diri dari bahaya-bahaya tersebut, ada harapan untuk hidup lama di pegunungan.

Bahaya-bahaya yang subyektif seperti :
1. keadaan atau lemah badan dari orang yang akan mendaki
2. pengetahuan dan pengalaman yang kurang merupakan unsur-unsur yang lebih rumit.

Dorongan hati untuk pegang peranan dan penyakit ingin dihormati oleh sesama orang, untuk menggantikan prestasi orang lain, membuat orang menjadi buta dan akan memiliki nasib yang tidak baik dipegunungan. Orang yang menderita tekanan jiwa, tidak boleh mendaki gunung. Perjalanan ke gunung yang sunyi dapat menimbulkan keajaiban.

a. Batu yang jatuh dari gunung, merupakan ancaman bahaya besar.

Hembusan angin yang kuat, hujan angin, menyebabkan batu-batu tersebut berjatuhan. Juga orang dan binatang, dapat menyebabkan batu-batu berjatuhan.
Pada masa sekarang ini dimana banyak perjalanan dilakukan di pegunungan, batu-batu yang berjatuhan, disebabkan oleh pendaki gunung yang kurang hati-hati, merupakan salah satu bahaya yang terpenting di pegunungan.
Pada batu karang yang banyak mengandung batu-batu lepas, merupakan bahaya yang lebih besar dari pada batu karang yang mengandung batu-batu tetap. Puing-puing yang banyak pada batu karang dan parit-parit yang sempit serta dalam, merupakan saksi dari batu-batu yang jatuh. Karena batu-batu yang jatuh itu disebabkan oleh belahan, parit-parit yang sempit dan dalam di tempat-tempat dan dalam di tempat-tempat tertentu, maka di tempat tersebut terjadilah bahaya yang lebih besar.

b. Apa yang kita kerjakan kalau ada petir?

Tempat-tempat khusus yang berbahaya bagi petir adalah :

    1. Tempat-tempat yang menonjol sperti : puncak, salib pada gunung, batu karang yang menonjol, pohon-pohonan, sungai-sungai. Batu karang pada umumnya lebih berbahaya daripada salju. Pada cuaca buruk, segera tinggalkan tempat-tempat tersebut.
    2. Segi tiga pada batu karang.

Perlindungan yang terbaik dari sambaran petir ialah : mengurungkan untuk berjalan atau lebih awal pulang.
Cuaca buruk jarang datang pada siang hari atau pada pagi hari. Pada waktu ada petir segera jongkok, duduk di atas tanah atau duduk diatas ransel atau tali yang sedang digulungkan dan menunggu sampai petir hilang.
Jangan sekali-kali bersembunyi dalam gua, imbang/bersender pada dinding.
Tempat-tempat itu sangat berbahaya, karena tanah yang meledak dan emosi. Kran air, kawat baja dan kawat berduri jangan sampai di sambar petir. Meskipun itu tidak secara langsung menarik logam, tetapi mengalirkan listrik (penghantar yang baik).

c. K a b u t

Kabut menimbulkan persoalan pada waktu kita mencari keterangan tentang tempat yang akan kita datangi. Kita harus membawa peta, kompas, meteran untuk mengukur tekanan udara. Pada waktu ada kabut tebal, kita harus percaya pada alat-alat kita itu.

d. Udara mendadak menjadi buruk

Keadaan udara yang mendadak menjadi buruk di pegunungan, harus mendapat perhatian yang serius. Pada perjalanan yang berat, kita mengambil resiko (kesempatan yang berbahaya) tentang udara yang mendadak menjadi buruk. Untuk perjalanan semacam itu, sebaiknya, menunggu cuaca yang baik.
Menunggu yang sabar, pada waktu pulang, keberanian, kewaspadaan dan perasaan bertanggung jawab, merupakan syarat bagi pendaki gunung.
Tanpa pertimbangan, begitu saja melakukan perjalanan, tidak lain hanya merupakan kebodohan saja. Barang siapa tidak mengenal bahaya, akan mejadi berani.

Teknik Arung Jeram


Pengarungan sungai berjeram memerlukan ketrampilan melalui proses latihan dan penambahan jam terbang yang simultan. Kemampuan membaca sifat sungai tidak hanya tergantung pada kemampuan intelektual, tetapi juga pada sering melakukan pengarungan itu sendiri. Kemampuan mengendalikan perahu memerlukan suatu pemahaman tentang segala teknik mendayung yang hanya dapat dicapai dengan banyak latihan. Jadi pada dasarnya merupakan gabungan antara pengetahuan teoritis dan jam terbang.

Untuk melatih kemampuan berarung jeram tidak harus langsung pada sungai yang berjeram, tetapi dimulai dari sungai yang tenang kemudian berangsur-angsur meningkat pada sungai yang berjeram mudah hingga sulit.

Hal-hal yang perlu diketahui untuk melakukan pengarungan sungai adalah :

TEKNIK MENDAYUNG

Teknik Oar

Posisi duduk pendayung oar berada ditengah perahu yang dilengkapi dengan rangka untuk tempat duduk dan pegangan dayung.Dalam teknik mendayung dengan oar hanya dikenal dua macam kayuhan yaitu dayung maju dan dayung mundur. Jika menginginkan perahu bergerak kedepan maka digunakan dayung maju sedangkan dayung mundur untuk menghentikan perahu yang sedang bergerak maju atau memang menginginkan perahu bergerak mundur.Jika ingin membelokkan perahu ke kanan maka tangan kiri mendayung maju dan tangan kanan mendayung mundur,dan sebaliknya jika ingin membelok kekiri.

Teknik Paddle

Berarung jeram dengan menggunakan teknik paddle merupakan kerja tim, karena setiap awak perahu dituntut mempunyai pengertian dan peran yang sama dalam mengendalian laju perahu. Sebuah tim yang sudah berpengalaman dapat mengatasi hampir semua tingkat kesulitan dalam arung jeram.Teknik paddle ini jadi lebih memungkinkan untuk pengarungan sungai yang terlalu sempit dan berbatu bagi teknik oar, dan jika mengalami kondisi darurat bisa dipecahkan bersama.

Cara duduk ada dua. Yang pertama posisi duduk seperti menunggang kuda (cowboy style) kedua kaki pendayung menjepit lingkaran tabung perahu. Cara kedua, ( nantahala style ), seperti seorang perempuan membonceng sepeda motor, kedua kaki masuk kebagian dalam perahu. Untuk mendayung agar perahu bergerak, tetapi jika memang dibutuhkan kecepatan tambahan maka gagang dayung dimasukkan kedalam air dan dikayuh dengan sekuat tenaga,seluruh otot perut dan lengan dikerahkan untuk mendapatkan tenaga yang optimal dan efektif.

Gerakan dan arah dayung yang perlu dipahami oleh awak perahu meliputi :

Dayung maju (forward stoke )

Dayung balik/mundur (back stroke)

Dayung tarik (draw stroke). Dilakukan untuk menggeser perahu mendekati posisi yang diinginkan dengan cara menancapkan dayung jauh ke samping dan menariknya ke arah perahu

Dayung tolak /menyamping (pry stroke). Merupakan kebalikan dari dayung tarik tetapi tujuannya membantu melengkapi dayung tarik untuk mengendalikan perahu ke posisi yang diinginkan. Juga sering digunakan oleh kapten perahu yang duduk di belakang untuk membelokkan arah perahu.

Dayung pancung (cross-bow draw). Dayungan yang biasa dilakukan oleh para pendayung depan apabila ingin menggeser perahu ke samping. Dayungan ini dilakukan oleh pendayung depan dengan melakukan dayung tarik dari sisi depan memotong moncong perahu.

ABA-ABA KAPTEN/SKIPPER

Beberapa komando yang lazim digunakan :

Maju => semua mendayung maju

Mundur => semua mendayung mundur

Stop => semua berhenti mendayung

Kanan maju => semua yang di lambung kanan mendayung maju

Kanan mundur => semua yang di lambung kanan mendayung mundur

Kiri maju => semua yang di lambung kiri mendayung maju

Kiri mundur => semua yang di lambung kiri mendayung mundur

MANUVER

Manuver digunakan apabila perahu akan melewati suatu kelokan sungai atau menghindari rintangan atau hambatan. Ferrying merupakan teknik dasar dalam melakukan manuver. Adapun cara melakukan ferry tergantung pada teknik yang digunakan disamping kondisi hambatan yang akan dilalui. Dalam melakukan ferry dikenal dua macam teknik, yaitu up stream ferry dandown stream ferry (back ferry danForward ferry )

Back ferry dimulai dengan haluan perahu menghadap ke arah hilir. Dari posisi ini mulailah mendayung mundur. Kemudian ferry dilakukan dari sisi sebelah kiri dengan memutar haluan 30 derajat- 45 derajat ke kanan. Jika anda melakukan dayung mundur sambi menjaga sudut perahu, perahu akan bergerak ke kiri untuk mencapai sisi sebelah kanan arahkan haluan atau moncong perahu kearah sisi sebelah kiri dengan mendayung mundur.

Forward ferry, perbedaannya dari back ferry hanya arah dari haluan perahu. Dalam forward ferry arahkan haluan perahu ke arah hulu (upstream) dan mulailah mendayung maju melawan arus. Hal yang harus dilakukan dalam melakukan ferry, dengan memperhatikan kecepatan arus, kekuatan dayungan, dan disesuaikan dengan sudut ferry. Semakin cepat arus maka sudut ferry semakin kecil dan kekuatan dayungan yang diperlukan semakin besar. Untuk melakukan ferry dengan baik maka diperlukan latihan, tertuama dalam menyesuaikan besar sudut ferry, kekuatan dayungan dan kecepatan arus.

Teknik lain dalam manuver adalah membelok (turn) dan berputar (pivot). Untuk berbelok yang harus dilakukan adalah dengan menguatkan dayungan disalah satu sisi perahu bila ingin berbelok ke sisi yang berlawanan. Atau dengan memperlambat laju perahu pada sisi yang akan dituju.

Bila perahu ingin berbelok ke kanan, maka para pendayung di sebelah kiri harus melakukan dayung maju dengan tenaga yang bertambah dan disisi yang lain melakukan dayung mundur, dengan demikian perahu akan berbelok ke kanan. Dalam situasi yang mendadak kadang-kadang kita tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan gerakan berbelok atau ferry dalam menghadapi batu yang besar atau hole yang besar. Dalam situasi tersebut dapat menyebabkan perahu terbalik atau wrap karena antisipasi yang terlambat.

Teknik mandayung yang paling cepat dan efisien dalam menghadapi situasi tersebut adalah dengan menggeser perahu hingga perahu dapat bergerak lateral kesamping dengan cepat. Teknik dayungan yang dilakukan untuk menggeser perahu adalah dengan melakukan dayung tarik (draw stroke) , dayung pancung (cros-bow draw) dan dayung tolak (pry stroke). Apabila ingin menggeser perahu ke kanan pendayung sebelah kanan dayung tarik, pendayung kiri depan dayung pancung, kiri belakang dayung tolak.

Teknik manuver lain yang tidak kalah pentingnya dalam berarung jeram adalah teknik keluar dan masuk eddies. Dua hal yang harus diperhatikan ketika memasuki eddies yaitu kecepatan dari perahu dan sudut masuk. Keduanya harus diperhitungkan untuk mencapai satu tujuan yaitu melewati garis eddies (eddies line) dengan cepat.

Untuk keluar dari eddies ada tiga cara yang dapat dilakukan,

dengan ferrying memotong garis eddies

dengan melakukan peel out yaitu sebuah manuver dengan cara memutar perahu ke hilir begitu keluar dari eddies.

dengan membiarkan perahu ,keluar dengan sendirinya dari eddies dengan mendayung ke arah hilir.

PENGINTAIAN (SCOUTING)

Melakukan pengintaian tehadap jeram yang belum dikenal merupakan suatu tindakan yang bijaksana, khususnya bagi tingkat pemula. Pengintaian sejumlah deretan jeram,meliputi proses pengamatan suatu jeram yang dilakukan pada tepian sungai dari beberapa sudut pandang. Menganalisa apakah tingkat kesulitan jeram sesuai dengan kemampuan awak perahu, melihat atau mencari jalur yang paling aman,menganalisa kemungkinan terjadi trouble.

Memformulasikan rencana yang akan dilakukan, meliputi jalur yang akan dilalui, jalur cadangan apabila ada trouble, merencanakan teknik/manuver yang akan dilakukan, perlu tidaknya mempersiapkan tim rescue di sisi sungai.

Melaksanakan rencana.

LINING

Jika setelah pengintaian jeram disimpulkan tidak ada lintasan yang aman untuk dilalui, dan karenanya diputuskan membawa perahu lewat tepian sungai yang aman. Cara yang paling mudah adalah dengan “menuntun” perahu anda dengan menggunakan tali. Tehnik ini disebut Lining.

PORTAGING

Jika lining juga tidak dapat dilakukan lagi untuk menghindari halangan yang ada di depan, dan harus mengangkat perahu menyusuri tepian sungai (darat). Teknik ini disebut Portaging.

RIVER RUNNING SYSTEM

Bila pengarungan dilakukan dengan lebih dari satu perahu, formasi sebaiknya dilakukan dengan menempatkan orang-orang yang berpengalaman di depan dan di belakang, mengapit peserta yang kurang berpengalaman. Dengan formasi ini perahu leader tidak pernah dilewati, dan perahu penyapu tidak akan pernah mendahului. Masing - masing beriringan satu-satu ke belakang. Gerak maju dibuat bertahap, leader terlebih dahulu memasuki jeram jeram yang cukup berbahaya, kemudian menunggu di Eddy yang terdapat dibawahnya. Jika semua aman, leader maju kembali.

Dengan cara ini semua perahu dapat terawasi, dan jika terjadi masalah atau kecelakaan, semuanya ada di tempat dan siap menolong. Jarak yang aman antara satu perahu dengan lainnya berbeda - beda, tergantung pada situasi yang ada, bisa jauh dimana satu sama lain masih bisa melihat jelas. Hal ini menguntungkan karena perahu yang berada di belakang dapat melihat bagaimana perahu didepannya mengatasi jeram dalam jarak yang relatif jauh. Jika mereka yang didepan mengalami kesulitan, maka perahu yang dibelakang masih memiliki jarak yang cukup baik untuk melakukan pendaratan mendadak (bisa segera melakukan pertolongan atau pengintaian medan).

Tapi, di medan yang sulit ketika dibutuhkan serangkaian manuver serius dan ruang gerak yang cukup bagi sebuah perahu, tidak jarang jarak tersebut tidak dapat dipertahankan. Diperlukan jarak yang sedikit lebih jauh lagi, agar tidak terjadi tabrakan antara perahu yang sedang berusaha melepaskan diri dari suatu rintangan dengan perahu yang menyusul kemudian (Bisa jadi dua duanya atau lebih, terjebak bersama!).

Setelah melewati jeram yang cukup berbahaya, leader menunggu untuk menunjukkan lintasan terbaik kepada mereka yang segera akan memasuki jeram tersebut. Dan jika terjadi sesuatu, leader segera memberikan pertolongan. Dalam hal pengarungan ini dipergunakan beberapa signal.

Signal berhenti dilakukan dengan mengangkat dayung atau kedua belah tangan mendatar dan sejajar dengan pundak, kemudian menggerakkannya ke atas dan ke bawah.

Tolong (darurat) dilakukan dengan melambaikan sebuah dayung, helm atau live-vest (life jacket). Diatas kepala dengan gerakan melingkar. Atau dengan meniupkan peluit panjang sebanyak 3 kali.

Ă„man (Okay) dilakukan dengan mengangkat dayung tegak lurus atau tangan tinggi diatas kepala.

Ikuti arah ini dilakukan dengan mengangkat dayung atau tangan keatas dengan posisi miring 45 derajat (diukur dengan bentangan tangan vertikal ke horisontal). Dayung atau tangan tersebut di atas diarahkan kelintasan yang dimaksudkan.

Selama perjalanan perhatikan kebugaran fisik dan psikologis tim. Lebih baik berhenti lebih awal dan beristirahat daripada melanjutkan perjalanan dengan kondisi tim yang keletihan. Karena keletihan fisik dan psikis dapat menimbulkan masalah.

Arung Jeram

Berbagai kabar kecelakaan yang menelan korban jiwa dalam kegiatan olahraga arung jeram masih membayang dalam benak ketika muncul ajakan menjajal olahraga air yang dicap sebagai "olahraga maut" itu. Bayangan itu makin kuat manakala pemandu arung jeram di Sungai Citarik, Jawa Barat, menyampaikan briefing menjelang pengarungan sungai itu dimulai. Ketika aba-aba "Maju!" diteriakkan si pemandu, nyali terpaksa dikuat-kuatkan untuk mengusir bayangan menyeramkan itu.

Napas pun lega sesampai di garis finis. Ternyata olahraga mengarungi jeram-jeram sungai deras di atas perahu karet itu tak seseram yang dibayangkan. Bahkan muncul excitement yang tak terperikan nikmatnya untuk dirasakan. Pemandangan sekitar sungai yang berhulu di kaki Gunung Halimun dan jauh berbeda dengan suasana di kota itu pun menjadi kenikmatan lain. Alhasil, sayang kalau ajakan ikut merasakan sensasi berarung jeram itu ditolak.

Akibat kesalahan elementer
Tak mengherankan kalau kebanyakan orang serta merta menolak ajakan mengikuti kegiatan olahraga rafting ini. Sebab, ia sudah telanjur dicap sebagai olahraga "pembawa maut" menyusul berbagai event olahraga yang dipopulerkan di tanah air sejak 1970-an acap berakhir dengan timbulnya korban jiwa. Citarum Rally yang diselenggarakan kelompok pencinta alam dari Bandung, misalnya, berakhir dengan menelan tujuh korban jiwa, sekaligus!

Jangan panik menghadapai situasi seperti ini.Penyebab peristiwa tragis itu sangat elementer dan naif. Para peserta minim pengetahuan, pengalaman, dan peralatan penunjang. Minimnya pengetahuan tampak pada peserta yang mengikat tubuhnya pada perahu. "Begitu perahu terbalik, mereka tak bisa berbuat apa-apa. Alhasil, seluruh penumpangnya meninggal," ujar Lody Korua, direktur utama PT Lintas Jeram Nusantara, pengelola biro wisata arung jeram, Arus Liar, antara lain untuk Sungai Citarik, Jawa Barat. Ibarat orang yang baru belajar naik sepeda motor, tiba-tiba langsung ikut balapan, tanpa perlengkapan memadai lagi! "Kalau perlengkapannya memadai, paling-paling yang hancur motor dan perlengkapannya. Tapi ini, helm saja tidak pakai. Ya, wajar dong kalau timbul korban," tambah pria mantan pengarung jeram profesional dari Mapala UI.

Reputasi olahraga arung jeram di tanah air langsung terpuruk dengan adanya peristiwa-peristiwa itu. Perkembangannya pun lalu tersendat-sendat. Berbagai izin perlombaan dipersulit, bahkan sempat dilarang.

Ketika pada 1980-an beberapa kelompok orang mencoba menghidupkan kembali kegiatan olahraga ini, korban masih saja berjatuhan, beruntun lagi! Penyebabnya sama, soal keterampilan dan peralatan. Atau, kesalahan menyiasati karakter sungai berjeram yang diarungi (baca pula Lain Jeram Lain Pengarungnya).

Masih belum "kapok" juga, sekitar awal dekade 1990-an, kata Lody, diselenggarakan Lomba Kali Progo II. Izin dari polisi maupun pemda setempat tak ada, tapi pihak berwenang juga tidak melarang. "Bikin saja, kita pura-pura tidak tahu," demikian kata mereka. Lomba itu pun pada akhirnya menyisakan cerita tragis tentang meninggalnya empat orang: dua penonton dan dua peserta sewaktu latihan. Penonton yang tewas itu karena ikut-ikutan berarung jeram menggunakan ban dalam mobil!

Lembaran hitam masih terus membayangi kegiatan itu. Sebulan setelah peristiwa di Kali Progo, ekspedisi Sungai Mamberamo - gabungan Kopassus dan sebuah klub pecinta alam - menambah panjang daftar noktah hitam dunia arung jeram dengan meninggalnya tujuh anggota ekspedisi. Dua korban sempat ditemukan mayatnya, lainnya hilang.

Ketinggalan 10 tahun
Dari segi risikonya, arung jeram memang termasuk olahraga high risk. "Namun olahraga ini 'kan sama saja dengan olahraga menantang maut lainnya, semisal terjun payung," kata Lody. Jadi, kalau mau jujur, kesalahan bukan terletak pada olahraganya, tetapi manusianya! Apalagi, Lody mengakui, dunia arung jeram Indonesia sebenarnya terlambat 10 tahun dibandingkan dengan negara lain macam Amerika Serikat, misalnya. Selama itu tentu sudah banyak diterbitkan buku pintar soal arung jeram. "Tapi mungkin kendala bahasa membuat kita belajar sendiri," ungkap lelaki berusia kepala empat ini.

Di AS rafting termasuk olahraga populer, dan bahkan laris dibisniskan. Di Colorado, misalnya, bisnis di bidang ini termasuk penyumbang terbesar pendapatan negara bagian itu. Bahkan, olahraga air ini sempat menggugah inspirasi sutradara Curtis Hanson untuk menjadikannya sebagai setting background dalam film River Wild yang dibintangi Meryl Streep. "Arung jeram bukan seperti sepeda gunung yang mengikuti trend saja," kata suami Amalia Yunita ini.

Sementara arung jeram di beberapa negeri lain sudah begitu maju dan bahkan menyumbang devisa, di tanah air malah menghasilkan korban. Maka suatu ketika berkumpullah para pencinta dan pelaku arung jeram dari berbagai klub guna membentuk wadah organisasi yang kemudian diberi nama Federasi Arung Jeram Indonesia. Wadah ini mencoba menyatukan persepsi tentang seluk-beluk olahraga arung jeram di antara mereka.

Sebelumnya, menurut Lody, masing-masing klub memiliki pengertian dan persepsinya sendiri. Malah ada yang punya pandangan, penyebab kecelakaan itu gara-gara unsur supranatural. "Kalau ada korban di sungai anu, ada yang bilang, 'Wah, sungainya angker!' Aneh 'kan itu?" cerita Lody sembari menambahkan, hingga saat ini sudah terbentuk delapan pengda (pengurus daerah).

Bersamaan dengan itu pada tahun 1992 bisnis arung jeram mulai menapak. Tapi sebenarnya, cikal bakal bisnis arung jeram sudah dimulai oleh Sobek International di penghujung dekade 1980-an. Ketika itu mereka menggarap jeram Sungai Alas di Aceh. (Sobek International yang bermarkas di Colorado, AS, terdiri dari sekumpulan rafter profesional yang melanglang buana mencari jeram potensial untuk dibisniskan. Setiap kali menemukan jeram potensial, mereka akan mendidik guide alias pemandu dari daerah sekitar sampai terampil sebelum mereka pergi mencari jeram baru di tempat lain.)

Mulanya, peminat arung jeram kebanyakan para ekspatriat dan wisatawan asing yang sudah mengenal lebih dulu olahraga itu di negeri asalnya. Para ekspatriat inilah yang mendorong Lody mulai membisniskan jeram. "Saya sudah memiliki dua perahu dan teman-teman warga asing di Jakarta itu siap membantu pendanaannya. Mereka juga yang meyakinkan saya, ketika saya pesimistis dengan bisnis ini," cerita Lody, kelahiran Surabaya dan besar di ibukota. Namun lambat laun olahraga arung jeram memancing minat orang kita untuk mencoba.

Kunci selamat, aba-aba pemandu
Arung jeram sebenarnya perpaduan antara olahraga, rekreasi, petualangan, dan pendidikan. Unsur rekreasi terletak pada usaha mengatasi rasa takut. Selain itu, alam sekitar sungai juga menyuguhkan pemandangan yang lain dengan suasana keseharian bagi orang kota; suasana yang bisa menyegarkan pikiran yang sehari-hari sarat dengan rutinitas. Berbasah-basah ria sambil terpapar sinar matahari merupakan sensasi rekreatif lain yang jarang dialami dalam kehidupan sehari-hari.

Peminat arung jeram, apalagi yang baru pertama kali nyebur, rata-rata merasa gamang. Mereka was-was menghadapi kemungkinan terlempar dari perahu. Karena itu pengarung jeram dituntut selalu waspada untuk siap menerima situasi yang tak terduga. Inilah antara lain sifat kepetualangannya.

Unsur pendidikan terletak pada tuntutan kerja sama antarpenumpang perahu. Dalam arung jeram tak dikenal istilah penumpang VIP atau bukan VIP. Semua sama-sama menggunakan helm, memegang dayung, dan menggunakan pelampung. Semua harus tunduk pada aba-aba sang pengemudi alias pemandu yang duduk di belakang karena dialah yang bertanggung jawab atas keselamatan penumpang.

Tak mudah untuk bisa menjadi pemandu arung jeram. Dalam situasi ekstrem, ia dituntut mampu melajukan perahu tanpa bantuan penumpang lain. Arus Liar, misalnya, melatih para pemandu selama dua bulan untuk latihan dasar. Tapi itu pun tergantung kemampuan individu. "Ada yang selama delapan bulan masih menjalani pelatihan," kata anak tunggal Wim Korua dan A.D.R. Rambitan itu. Selama itu mereka belum boleh membawa penumpang tapi hanya mengapungkan perahu rescue. "Dengan begitu mereka tahu daerah mana saja yang rawan dan bagaimana tindakan penyelamatannya," tambah Lody.

Sebagai pemandu, mereka dituntut untuk menularkan ilmunya kepada peserta arung jeram dalam waktu sekitar seperempat jam. Langkah ini sangat menentukan sukses tidaknya pengarungan nantinya. Kepiawaian pemandu mengurangi rasa takut, menekankan pentingnya kerja sama, dan meminta partisipasi tenaga calon penumpang akan sangat membantunya, terutama ketika melewati jeram berbahaya.

Kunci keselamatan dalam berarung jeram hanya satu, ikuti instruksi pemandu. Aba-aba itu tidak banyak, maju, mundur, kiri, kanan, stop, dan boom. "Maju" atau "mundur" berarti mendayung perahu ke depan atau ke belakang. "Kiri" atau "kanan" artinya hanya penumpang sisi kiri atau sisi kanan perahu yang boleh mendayung. "Stop" memerintahkan seluruh penumpang berhenti mendayung dan dalam posisi siap, yakni dayung (padle) dipangku dan ujungnya dipegang dengan telapak tangan. Sedangkan boom itu aba-aba untuk menyuruh penumpang merunduk karena di depan ada alangan yang mengancam kepala penumpang.

Di luar itu, pengetahuan soal perilaku sungai amatlah penting. Apa yang ditulis oleh Raymond Bridge, salah seorang gembong arung jeram dunia, menyuratkan hal itu, "Hal paling penting menyelamatkan nyawa selama rafting adalah mengenali diri sendiri serta memperhatikan sesuatu yang belum diketahui. Sungai punya berbagai tipu daya ... pelajari hal itu dengan seksama."

Dari sebuah buku pintar rafting ada hal yang harus diingat selama berarung jeram, yakni RIDE: Read (membaca), Identify (mengenal), Decide (memutuskan), Execute (melaksanakan). Jadi, selama berjam-jam berarung jeram, setiap penumpang dituntut selalu waspada terhadap jalur pengarungan sambil mengenali medan di sekitarnya. Pada saat tertentu mereka harus menentukan tindakan sambil melaksanakannya, semisal aba-aba dari kapten (kapten merupakan istilah yang biasa dipakai dalam arung jeram profesional. Sedangkan dalam wisata arung jeram, kapten disebut pemandu).

Kejadian di Sungai Unda, Klungkung, Bali, awal 1996 bisa menjadi cermin, betapa petaka di sungai seperti pencuri yang datang tanpa permisi. Dua puluh delapan penumpang dalam enam perahu cerai-berai lantaran air deras tiba-tiba saja datang dari buritan. Tiga wisatawan asing asal Hongkong tewas dan sekurangnya empat wisatawan lainnya cedera. Petaka terjadi lantaran di daerah hulu sungai turun hujan deras. Padahal, cuaca di tempat mereka berarung jeram cukup cerah.

Dari mulut ke mulut
Saat ini sudah banyak perusahaan wisata arung jeram. Namun, menurut Lody, banyak pula yang sudah tinggal nama. Di Jakarta saja ada sekitar lima perusahaan antara lain Arus Liar, BJ's Rafting, dan Cherokee. Mereka menggarap jeram-jeram sungai di Jawa Barat, seperti Sungai Cimandiri, Citarik, dan Cikandang. Sementara di Bali, bisnis jeram yang sudah sejak 1988 ada sekitar sembilan operator dengan daerah operasi Sungai Ayung dan Unda.

Tidak gampang memang membisniskan jeram. Tak bisa pula dipungkiri, arung jeram lebih berisiko dibandingkan dengan olahraga menantang maut lainnya, semisal bungy jumping. Perilaku alam menjadi tantangan yang harus dijinakkan. Untuk itu pengenalan karakter dan jeram sungai menjadi sangat vital dan bisa memakan waktu lama. Sobek Bina Utama di Bali, misalnya, menghabiskan waktu dua tahun untuk pengenalan dan uji coba sampai akhirnya bisa "menjual" jeram Sungai Ayung (27 km utara Denpasar) kepada wisatawan.

Peminat olahraga wisata arung jeram harus merogoh kocek relatif dalam. Sebagai gambaran, wisata arung jeram di Sungai Citarik, Sukabumi, misalnya, mereka harus membayar Rp 97.000,- per kepala untuk paket setengah hari (jarak tempuh 11 km), atau Rp 175.000,- per kepala untuk paket dua hari (23 km). Semua itu paket biaya di akhir pekan atau hari libur, sudah termasuk fasilitas perlengkapan arung jeram, pemandu, makan siang, minuman di perjalanan, transporatsi lokal, asuransi, dan sertifikat. Mahasiswa mendapat biaya khusus, kecuali hari libur. Satu perahu memuat minimal empat orang di luar pemandu.

Perlengkapan yang harus dibawa peserta berupa sandal gunung, T-shirt, celana, kacamata hitam, krim pelindung matahari, dan baju ganti.

Awalnya, pangsa pasar arung jeram adalah wisatawan asing. Itu sebabnya arung jeram di Bali sudah sejak lama bisa dijual.

Sedangkan bisnis arung jeram di sungai-sungai di Jawa Barat itu pada saat yang sama belum menjanjikan. Antara lain karena peminat arung jeram, yang sebagian besar warga Jakarta, baru bisa melakukan kegiatannya pada akhir pekan atau hari libur.

Namun, setelah pasar atau peminat mulai tumbuh - tidak terbatas warga asing - muncullah BJ's Rafting yang mencoba mengelola bisnis arung jeram di Sungai Citarik setelah melakukan survai selama 1990 - 1993. Kegiatan arung jeram di sungai itu pun dulunya dilakukan oleh pencinta arung jeram yang sesekali melibatkan warga asing. Begitu pasar semakin tumbuh - lewat promosi dari mulut ke mulut atau brosur yang dibagikan ke berbagai perusahaan di sepanjang Jl. Thamrin dan Jl. Sudirman, Jakarta - bermunculanlah perusahaan wisata arung jeram. Salah satunya Arus Liar, yang merupakan "sempalan" dari BJ's Rafting.

Rute Semeru


Semeru Expedition
Yang Mesti Disiapin:
1.Mental & Fisik
mental dah siap banget. meski jalur pendakian semeru adalah jalur yg sangat panjang.
fisik belom 100% siap. tapi kalo dipaksain, gwe yakin tubuhku bisa mengatasi kekurangan.
2.Perlengkapan & Peralatan
sebagian udah diinvetarisir, sebagian tinggal dicari, sebagian tinggal dibeli, sebagian tinggal pinjem dan sisanya bisa didapatkan di daerah sekitar pendakian.
3.Doa & Perbekalan
doa, udah jauh2 hari aku panjatkan. doa biar jadi melakukan perjalanan, doa biar semuanya lancar2 aja. doa biar bisa pulang dengan selamat bersama perasaan bahagia dan puas. perbekalan belum aku siapin karena 1 ato 2 hari pasti bisa [da semuanya mudah didapatkan]
4.Niat & Obsesi
niat mah gede banget. obsesi menikmati pemandangan alam dari puncak semeru udah mengental dan selalu terbawa dalam helaan napasku saat masih sama2 berjuang dengan igong.
5.Ijin & Rute Perjalanan
ijin belom dikantongin. ntar minta kepada petugas PHPA di Pos Bromo atau minta ijin di Kantor BKSDA Jl. Jendral A. Yani, kotak pos 54 Malang Telp. (0431) 491828. (Mending sebelum berangkat telpon dulu aja untuk tanya keadaan disana.....)
rute perjalanan udah ada. mulai dari angkutan dari bandung sampe ke jalur pendakian. wah, ini adalah rute yg paling berat. bayangkan saja.. dari bandung ke kota terdekat dgn semeru bisa makan waktu 1 hari dari kota tsb ke jalur pendakian bisa makan waktu 1/2 hari dan dari pos pertama hingga puncak bisa makan waktu 2 hari. jadi totalnya bisa sampe 7-9 hari. berat.

Rute Perjalanan Dari Bandung:
1.Bus Kramat Jati Patas jurusan Bandung - Surabaya/Kediri [180rb]
kemudian ke Malang naik bis lagi selama sekitar 3 jam.
2.Ke cirebon dulu [pake bus]. trus naik kereta ekonomi jurusan cirebon - malang
lama perjalanan sekitar 14 jam dengan ongkos 60rb.
3.kereta ekonomi jurusan bandung - kediri.
dari kediri ke malang menggunakan bus [10rb]
atao kalo titik pemberangkatan dari surabaya:
1.Surabaya - Lumajang - Pasirian - Candipuro - Pos PGA G. sawur [4 jam]
2.Surabaya - Malang - Turen - Dampit - Candipuro - Pos PGA G. Sawur [6 jam]
rute pendakian:
Pos PGA G. sawur - Ranupane - Ranu Kumbolo - Kalimati atau Arcopodo - Puncak Semeru [bermalam di Ranupane]

Rute berdasarkan wikipedia.
Rute dari Malang ke Gunung Semeru Rute Jarak (km) kendaraan jalan
1 Malang - Tumpang 18 km 45 mnt
2 Tumpang - Gubugklakah (Pos Pendaftaran) 12 km 45 mnt
3 gubugklakah - Ranu Pani (Base Camp) 17 km 90 mnt 4 jam
4 Ranu Pani - Watu Rejeng 7 km 1,5 jam
5 Watu Rejeng - Ranu kumbolo 6 km 1,5 jam
6 Ranu Kumbolo - Oro oro Ombo 1 jam
7 Oro-oro Ombo - Cemoro Kandang 1 Jam
8 Cemoro Kandang - Kalimati 1 Jam
9 Kalimati - Arcopodo 1 km 1 jam
10 Arcopolo - Puncak Semeru 1,32 km 3 jam
Rute dari Lumajang ke Gunung Semeru Rute Jarak kendaraan Jalan
1 Lumajang - Senduro 25 km 1 jam
2 Senduro - Burno 14 km 50 mnt
3 Burno - Ranu pani (2.200 M) 29 km 3 jam
4 Ranu Pani - Watu Rejeng 7 km 1,5 jam
5 Watu Rejeng - Ranu Kumbolo (2.400 M) 6 km 1,5 jam
6 Ranu Kumbolo - Kalimati (2.700 M) 11,5 km 3 jam
7 Kalimati - Arcopodo (2.900 M) 1 km 1 jam
8 Arcopodo - Puncak Semeru (3.676 M) 1,32 km 3 jam

Comming Soon....!!!

"Keunikan Lapangan Geologi Karangsambung", Reportase Goresan KuLap Geologi

Sesaat turun kerete, Karangsambung, Kebumen-Jawa tengah nampak menjadi tempat asing buat kami. Perjalanan dengan Mini Bus Menuju Karangsambung Geology Field Camp melewati Jalan Berkelok bersanding sungai Loh Ulo yang diapit bukit-bukit yang menerus keselatan seperti hendak mengatur perjalanan kami....


Sabar jE......
Tunggu tanggal tayangnya....!!! :D